Langkawi Island, 18 Oktober 2015
Trip ini sebenarnya dirancang untuk mengikuti LIMBC 2015, Langkawi International Mountain Bike Challenge yang penyelenggaraannya dibatalkan hanya sekitar sebulan sebelum acara. Kami tim dari Cikarang MTB GGB sudah memesan tiket pesawat dan booking hotel akhirnya tetap berangkat dan menjalani trek berdasarkan tracklog dari peserta event sebelumnya.
LIMBC total track
Ayo kita mulai menuliskannya. Mohon maaf ya kalau pabaliut, karena berbagai keterbatasan tapi pengen juga berbagi cerita, selamat menikmati dan silakan bersabar kalau ternyata sambungannya nunggu lama (disclaimer)
“Buset tanjakannya miring banget, belok patah, belom pernah saya seperti itu”
“Kita udah naik gak taunya puncak ada di bukit sebelahnya, pakai panjang lagi”
“Kayaknya saya mau pindah deh dari dua**tiiiiiitt** ke dua**tuuuutt**, frustasi ketemu tanjakan kaya tadi”
Section 1 AYER HANGAT
Sebagai member trip yang datang sehari lebih lambat dari seluruh tim, saya elus elus paha saja. Sambil membayangkan keputusan pemilihan chainring semalam…
Pagi itu semua berjalan seperti yang dibayangkan, rekan gowes saya hari ini adalah dua rekan yang sudah jelas akan memberikan cipratan air ban belakang ke muka saya. Waktu kami keluar dari hotel, yang berada di bagian selatan pulau, area bernama Kuah, maka sudah terbayang tuh mendung tampak berat banget di atas kepala. Tinggal menunggu saatnya mendung runtuh dan menimpa kita semua…
Dilepas dua rekan yang tidak ikutan gowes hari ini, karena kondisi tubuh yang tidak fit, maka saya hanya berusaha menakar adrenalin saya supaya tetap terjaga, tidak terlalu bersemangat… Semua yang terlalu kan salah…
Kita gowes onroad dulu, dan baru belokan pertama hujan rintik semakin besar butirannya sudah langsung menyambut. C’mon… ini baru jam 730 pagi… Setting hari ini tanpa tas, tanpa p3k, semua tools dan alat di saddle bag, hanya hape, batt cadangan, dan uang saja di saku. Going light… and ready for a wet rainy day…
#kepadaawan saya minta kerjasamanya yang baik yaaa… awan yang baik…
Perasaan campur aduk saat kami lewat jalan on road melewati pusat olahraga, Olympic Center. Semestinya disini nih titik start… huh… Sambil menikmati air hujan yang merembes masuk ke kulit, gowes pun segera saja keluar dari jalan besar. Masuk ke Hutan tak jauh dari Olympic Center…
Inilah segment pertama hutan kita hari ini. Memang trek nya unik, pada dasarnya trek berputar mengelilingi pulau, ada jalan on-road mulus banget kondisi sangat bagus, tidak pernah lihat jalannya ada lobang samasekali. Muluz. Nah trek kita hari ini, yang merupakan trek Langkawi International Mountain Bike Challenge, stage pertama untuk multistage nya, atau stage XCM untuk kelas marathon nya.
Singletrack hutan segera menyambut, hutan meskipun rimbun tapi singletrack tampak terawat. Di beberapa tempat memang kita ada batang pohon tumbang yang menghalangi jalan, namun tampak sekali itu area sangat minim paparan manusia. Hanya hutan hutan dan hutan. Tidak ada pohon cabe, tumpangsari kopi, sisipan pohon wortel, seperti umumnya yang kita lihat di Tanah air. Hujan mulai berhenti dan datang lagi secara bergantian. Kami bertiga tidak terlalu memperhatikan hujan lagi, karena suguhan trek nya makin asyik.
Setelah singletrack cenderung lurus landai, maka trek mulai deh meliuk liuk, traverse, melipir. Di tengah pulau ada satu gunung yang namanya Gunung Raya, dan trek ini pada dasarnya memutar mengelilingi gunung ini. Di satu area akhirnya kita ketemu dengan sungai. Airnya jernih banget. Salah satu rekan segera melakukan ritual nya. Belio membuka bidon, kemudian mengisi penuh bidon dengan air kali, kemudian meminumnya dengan sangat khidmat. Saya saja sampai deg deg an ngelihat nya. Persis perasaan seperti menonton ritual adat…
Entah kenapa peristiwa bertemu sungai ini seperti memberi nuansa lain buat tim, tadinya agak grogi campur semangat campur excited, sambil membayang bayangkan jika dan hanya jika event nya tidak dibatalkan, tentu kami sedang berusaha ngebut dan dengan mood gowes yang kompetitif. Adanya sungai ini membuat kami berhenti, ketawa, foto selfie karena memang nyeberang sungai dengan batu batu tidak gowesable. Kami seolah baru sadar kalau kami sebaiknya lebih menikmati trip ini tanpa ketegangan.
Trek mulai meningkalkan ke landaiannya dan mulai menjalani kemiringan yang tidaklah terlalu sopan. Beberapa masih gowesable, ada juga bagian yang mulai membuat kami ttb bersama. Trek menjadi semakin teknikal. Kemiringan, kecuaraman, dan juga jenis permukaan trek yang variasinya tidak selalu Tanah, kadang batu, kadang serakan batu lepas, kadang Tanah keras, kadang lumpur. Untungnya lumpur karakternya jauh dari yang di Cikarang, lumpur nya tidak lengket. Tapi tetap saja licin…
Karakter trek secara keseluruhan adalah di guide oleh jalan raya aspal keliling Gunung Raya. Sementara trek menyimpang keluar segment per segment ke arah hutan, baik kiri ataupun kanan jalan. Bagian pertama hutan, segment pertama keluar dari jalan ini kita namakan saja Segment Ayer Hangat, sesuai nama daerah didekatnya.
Kepadatan vegetasi juga berubah ubah. Ada yang jalannya terbuka, doubletrack, ada juga banyak yang jalannya singletrack dan di beberapa area cenderung gelap karena tertutup pepohonan. Sungguh pengalaman berbeda buat saya, karena aseli panjang banget. Singletrack hutan paling panjang yang saya pernah lewati selama ini adalah Ciharus di Garut, yang ini lebih panjang lagi. Singletrack gelap dalam hutan tropis dataran rendah yang basah…
Pengalaman baru yang tak ternilai…
Meliuk dalam hutan lalu tiba tiba kita bertemu dengan jalan doubletrack dengan vegetasi agak terbuka, jalan lebih terang, lalu muncul lah jalan aspal sempit dan pagar yang terkunci… Haha!!! Gak di negeri sendiri gak di tempat orang, kok ya sama saja, ketemu pagar…
Sempat tertegun…
“Ada jalan Om…”
seorang rekan segera membawa sepedanya menerobos semak belukar ke sebelah kanan, masih di bagian luar pagar
Ya ya ya… tentusaja selalu ada jalan
Tim kemudian melewati sebuah lapangan, mirip lapangan bola, kemudian bertemulah kita dengan jalan aspal utama… Terlihat dengan jelas di sebelah lapangan papan nama… GUNUNG RAYA GOLF RESORT
Kami pun melewati jalan aspal mulus ini kembali. Seperti sebuah break ketegangan, kita bisa gowes ‘normal’ di jalan yang mulus, mengembalikan keseimbangan dan kondisi tubuh. Bisa dengan tenang menyedot air minum.
Tidak pernah lama rasanya di jalan mulus, trek kembali masuk ke vegetasi di sebelah kiri. Bretttt… Kaget setengah mati saya seperti ada yang menyambar lengan kiri saya. Berhenti saya tertegun melihat lengan panjang jersey, posisi di tengah antara pergelangan tangan dan siku, pas di tengah lengan kiri, sobek parah. Sempat panik lihat sobek jersi nya, saya periksa sebentar ternyata ada memang luka dan darah keluar dari luka nya. Darah segera membasahi jersey. Saya lihat ke belakang, apa tadi seperti benda ataupun sesuatu yang menahan. Ya, sobek jersey karena serasa seperti ditahan. Ternyata ada perdu berduri besar. Buset deh kaget saya lihat bentuk perdu nya. Besarnya duri duri nya menggetarkan hati.
Segera saya gowes kembali karena sudah tertinggal lama dari dua rekan di depan gara gara berhenti memperhatikan luka dan perdu, eh ternyata mereka belum jauh dan sedang kebingungan karena jalan nya ilang… yang ada hanya semak semak setinggi orang dewasa serta vegetasi setinggi rumah. Nah loh… Sempat mencari beberap opsi, akhirnya kali ini benar benar balik dan kembali ke jalan aspal utama lagi.
Bener bener itu jalan sudah hilang, sudah tertutup oleh vegetasi mungkin karena setahun tak dipakai gowes dari penyelenggaraan tahun lalu
Kalau diperhatikan di peta google earth, tampak kalau area trek ini ada di antara jalan raya dan pagar lapangan golf. Tidak sampai 50m kami masuk lagi ke semak semak, mencoba kembali ke trek sesuai tracklog, dan kali ini setelah masuk terlalu dalam kita benar benar menghadapi situasi harus menembus campuran ilalang tinggi, dilengkapi dengan tanaman berduri yang menyayat nyayat betis kami bertiga. Mau balik kanan sudah tanggung karena jauh… hajar terus hantam… disertai dengan perih betis dan kaki.
Yang di pikiran saya cuma dua mahluk saat itu: lebah hutan yang sering berterbangan dan ular, semoga kami tidak mengganggu sarang mereka…
Syukurlah kemudian section ini bisa kami lewati dengan selamat, lalu trek masuk nanjak ke batas hutan lebat dan kemudian turun masuk ke kampung. Ada papan nama KAMPUNG BELANGA PECAH
Kami memasuki jalan raya kembali, serasa kembali ke rasa aman setelah jalan semak penuh ancaman terlewati.. kami pun memasuki etape berikutnya KILIM GEOPARK
Segment Kilim Geopark ini trek berubah lagi. Setelah hutan tropis basah di segment Ayer Hangat dan area gunung kering dan bersemak di segment Belanga Pecah maka kali ini kita bertemu dengan area karst. Tanahnya campuran antara tanah cokelat dan tanah pasir serta lumpur hitam. Di beberapa area kita mulai bertemu kubangan kubangan, kadang jalan jadi ada bagian panjang berubah jadi kubangan, area berbau mangrove.
Terpampang jelas ada petunjuk bilang kalau ini area hutan produktif. Memang tampak area hutan nya berubah tanamannya jadi di beberapa ada pohon jati sementara di area lain ada pohon karet. Setelah rolling dataran rendah plus kenalan mangrove trek pun mulai nanjak full dalam kebun karet.
Kemiringan tanjakan semakin susah, permukaan trek pun sudah mulai berubah dari jalan tanah ke jalan campuran batu lalu ke batu utuh yang licin. Ya, di beberapa area tidak tampak tanah, permukaan trek adalah batu utuh yang digerus gerus untuk membuat jalan, licin dan permukaan gerusan tidaklah sopan.
Hujan kembali turun…
Deras
#kepadaawan pliiiiss deh… Iya sih keganasan cuacamu melengkapi perjalan kami, tapi jangan galak galak ya…
Sampai di ujung sebuah tanjakan kami menemui lagi jalan dipagar dan dikonci… nah…
Selalu ada jalan setelah jalan buntu, kalau enggak di negeri orang mungkin udah kita angkat sepeda melewati pagar, tapi akhirnya kami pilih jalan lain yang ‘orientasinya sama’, dan kita temui satu tanjakan panjang sekali di tengah kebun karet, dengan permukaan trek adalah batu batu seperti marmer dipecah. Batu batunya yang berwarna putih marmer itu licin, dibantu air hujan, membuat trek jadi teknikal dan unik karakternya.
Akhirnya ketemu ujung tanjakan lalu disambut turunan tanah, disinilah kembali itu dahan pohon, yang bentuknya seperti campuran antara palem dan semak, dahannya terkena pundak saya, entah bagaimana itu dahan jadi seperti tangan yang menahan pundak saya. Kaget setengah mati di tengah turunan padahal. Badan saya terangkat karena tertahan di pundak, ban sepeda depan sudah terangkat, seperti akan terjengkang…
Brettt…
Bunyi itu lagi, lalu sepeda kembali turun sambil saya kelimpungan mempertahankan keseimbangan. Berhenti saya lihat sobekan lain yang lebih parah ada di pundak kiri. Okky yang ada tepat di belakang berhenti dengan wajah ekspresi khawatir plus kagum. Syukurlah tidak jatuh.
Sementara pemandangan di lembah di depan sungguh memanjakan mata. Tampak pantai dan laut di kejauhan sambil kita juga bisa lihat bentukan bentukan batu karst yang eksotis menyembul dari perut bumi.
Sebentar saja karena tanjakan panjang sudah menungu lagi..
Diujung bukit kita dua rekan saya di depan tiba tiba berhenti seperti tanpa sebab… Muka mereka tampak aneh ekspresinya…
Kenapa dua rekan berhenti dengan tatapan wajah yang aneh? Rupanya di tengah trek ada segerombolan sapi. Ini rupanya jawaban kita sering bertemu kotoran sapi dimana mana, di tempat yang aneh misalnya di tengah kebun karet, rupanya sapi disini dipelihara dengan dilepaskan begitu saja, segerombolan ada sekitar 6-8 sapi.
Melewati halangan unik ini kita pun turun dan akhirnya melewati sebuah tambang batu kita sampai juga di jalan raya. Awan tetap tidak baik sama kami, hujan tambah deras, kami mulai kehabisan minum di bidon dan berhenti untuk beli air mineral di sebuah warung pinggir jalan.
Ya ampun, dia enggak jual air mineral !!!
Part trek segment KILIM berikutnya adalah melipir pinggir hutan lagi, tapi tidak masuk hutan, dan mulai mengikuti jalan inspeksi di sebelah saluran air, mirip kalimalang, dan kita melewati jalan aspal di sebelahnya. Untuk pertama kalinya tim bisa kebut kebutan. Sejak dari start tidak pernah panjang di jalan aspal, dan ini adalah kesempatan pertama bisa pakai gigi 11t terkecil di sprocket
Jalan lalu bertemu dengan kembali jalan utama, jalan besar. Saya langsung tertarik penjual pisang yang menggantung dagangannya, saat kita berhenti mau beli pisang, ada yang teriak dari seberang jalan. Ternyata dua rekan tim support berhasil menemukan kami. Akhirnya isi bidon dengan air mineral juga dan mulai berangkat lagi.
Kepada awan saya minta jangan merengut gitu ah…
Langit mendung dan gelap menggantung
Matahari tertutup
Section KILIM selesai maka kita memasuki section ULU MELAKA. Section ini kembali berada di luar jalur aspal utama yang mulus. Dimulai dengan kebingungan mencari titik awal trek yang sudah tertutup vegetasi, akhirnya kita menemukan singletrack yang makin lama tampak makin membesar menjadi doubletrack.
Bagian ini rolling. Full rolling. Kalau kuat silakan geber speed, dan itu yang tampaknya dilakukan dua rekan saya. Mereka jadi semacam titik kecil saja di depan.
Kiri kanan trek adalah kebun karet yang sedang banyak dirombak. Banyak banget pohon karet dirobohkan. Karena dilewati alat berat, doubletrack jadi sedikit berlumpur dan licin.
Section Ulu Melaka diakhiri dengan uphill dalam kebun karet cukup berat dan panjang, di trek membentuk seperti huruf U. Trek seperti menemui puncak dan u-turn balik turun kembali. Section ditutup dengan area ‘jembatan air’ yang sudah sering kami lihat di youtube. Jalan menembus semacam reservoir bendungan, tapi kedalaman air nya hanya sekitar 10cm. Menjadi menarik untuk mencuci sepeda dan ambil foto karena kita seperti bersepeda menembus air. Disini kita manfaatkan juga untuk sedikit istirahat lagi, saya sempat mengganti baterai kamera.
Titik jembatan reservoir air ini berhasil membuat semangat naik kembali. Memang kondisi tubuh sudah turun, ini sudah jam 1130 dan kita sudah mulai gowes dari jam 7 pagi dengan istirahat praktis total tidak sampai 20 menit. Segar ketemu kubangan air berlimpah.
Keluar dari section ULU MELAKA kita masuk kembali ke jalan aspal utama. Mendung semakin berat menggantung. Dan akhirnya hujan tumpah saat kita memasuki section berikutnya, MAKAM MAHSURI
Dua section terakhir yaitu section MAKAM MAHSURI yang sangat mistis dan section BUKIT BATU yang sangat brutal teknikal adalah bagian penutup trek yang paling puncak. Selain jam gowes udah mulai diatas 5 jam, fisik dan mental sudah mulai terpengaruh dan hujan yang tidak berhenti mengguyur.
Semua diatas ditambah lagi dengan perjumpaan dengan hewan hewan liar seperti monyet dan babi hutan, semakin menjadikan penutup yang menampar.
Kita tahu persis karena sempat lewat sebagian trek ini di gowes sabtu sore, kita tahu kalau sudah dekat dengan kawasan Kuah adan Hotel area, namun yang kita temui adalah trek yang semakin brutal termasuk kubangan kubangan air ditumbuhi semak di tengah hutan.
Dua seri penutup disimpan cerita detailnya, termasuk pengalaman dengan daun BALAKACIDA untuk mengobati luka rekan, termasuk juga beberapa kejadian jatuh.
Terimakasih buat Balibiru Adventure Trip, yang sudah merancang trip ini jadi trip yang luarbiasa namun tetap terjangkau.
Terimakasih buat Bikewearr Biking Apparel, yang sudah menyediakan desain jersey khusus, jersey premium nyaman dipakai segala kondisi
Terimakasih buat Om Eyang AN, Om Rudy Mbahbro, Om HPW, Om Okky… rekan rekan seperjalanan termasuk persiapan 3 bulan sebelumnya… Trip kemarin adalah salah satu trip paling brutal yang pernah saya gowes selama ber-mtb
SEKIAN
Versi lebih lengkap dan detail, terutama di dua section terakhir silakan tengok nanti di https://antoix.wordpress.com
#kepadaawan, terimakasih sudah membuat trip hari itu menjadi lebih brutal dan berkesan… Segeralah datang ke Sumatera dan Kalimantan… kami butuh hujan
This ride report supported by Bikewearr, hardcore biking apparell
www.facebook.com/bikewearr
twitter:bikewearr
instagram.com/bikewearr/